Sabtu, 19 Juni 2010

Testing Dua Antena JOVE

Hari ini setelah selesai menerima kunjungan ke Observatorium Bosscha, saya tidak langsung turun (pulang). Saya berniat untuk meluangkan waktu sejenak menyelesaikan develop teleskop radio JOVE yang sempat terhenti kemarin karena hujan. Selain itu kalau turun sekarang, jalanan pasti macet karena malam minggu. Sepertinya besok juga akan macet. Jadi jadwal untuk hari minggu adalah istirahat di kosan.

Pekerjaan yang terselesaikan tadi adalah memasang konektor untuk kabel penghubung antara combiner dua antena dengan receiver. Setelah dipasang semuanya, langsung testing dengan laptop. Hasil yang didapat memang agak kurang meyakinkan. Grafik pada skypipe menunjukkan angka sekitar 17.8xx . Ketika antena disconnect, grafik malah naik, tetapi Hiss atau fluktuasi noise turun. Sedangkan ketika antena reconnect, hiss naik dan power turun. Kemudian saya pindah menggunakan PC yang biasa digunakan, tetapi hasilnya identik. Hal ini sangat membingungkan karena hasil yang diharapkan adalah yang sebaliknya. Jadi PR-ku sekarang adalah mencari kenapa ini bisa terjadi dan cek lagi apakah cabeling, antena, dan lainnya sudah sesuai dengan yang seharusnya.

Kondisi pengamatan juga tidak terlalu bagus karena langit mendung dan matahari sebagai sumber yang paling diharapkan diyakini sudah melewati beam. OK, karena belum solat ashar, pengamatan dihentikan dulu untuk dilanjutkan di lain waktu.

Senin, 14 Juni 2010

Seandainya Punya Radar Astronomi

Salah satu impianku untuk Indonesia ini adalah punya radar astronomi sendiri. Radar untuk mendeteksi dan mempelajari obyek - obyek langit yang berada di sekitar Bumi dan atau obyek-obyek yang melintas di atas wilayah Indonesia. Untuk benda di sekitar bumi misalnya planet, bulan, matahari, asteroid, dll. Benda2 ini dideteksi dan dipelajari baik permukaannya, lokasinya, gerakannya, kecepatannya, dan lain sebagainya.
Selain itu juga bisa mendeteksi benda2 yang melintas diwilayah indonesia misalnya meteor, satelit-satelit yang sedang melintas, dan juga mendeteksi secara dini batuan-batuan di luar angkasa yang sekiranya bakal jatuh di wilayah Indonesia, sehingga kita bisa mengambil suatu langkah tertentu. Lebih bagus lagi jika dilengkapi senjata otomatis yang bisa menembak dan menghancurkan benda tersebut sebelum jatuh di atas wilayah Indonesia. Tentu saja radar ini juga bisa diaplikasikan untuk kepentingan militer.

gambar diatas diambil dari : http://en.wikipedia.org/wiki/Radar_astronomy

Kamis, 10 Juni 2010

Microshutter pada JWST


James Webb Space Telescope (JWST) sebagai successor of Hubble rencananya akan diluncurkan pada tahun 2014. Salah satu teknologi baru yang diusung teleskop luar angkasa ini adalah microshutters. Seperti shutter pada kamera tetapi dengan ukuran yang sangat kecil sekitar 100 x 200 microns yang jumlahnya ribuan, detektor ini bisa memblokir sinyal tertentu dan meloloskan yang lain. seperti memblokir sinyal kuat yang ada di dekat teleskop dan meloloskan sinyal lemah yang sangat jauh dari teleskop.